DIABETES MELITUS MENGANCAM DUNIA? BENARKAH?

dr. Jessica Philbertha

Medifit Active Rehabilitation Center

DiabetesMelitus
APA ITU DIABETES MELITUS?

Diabetes melitus (DM) atau sering dikenal oleh masyarakat sebagai penyakit “gula darah” merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. Badan Kesehatan Dunia (WHO) memprediksi adanya peningkatan jumlah penyandang DM yang menjadi salah satu ancaman kesehatan global. WHO memprediksi kenaikan jumlah penyandang DM di Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030. Sedangkan International Diabetes Federation (IDF) memprediksi adanya kenaikan jumlah penyandang DM di Indonesia dari 9,1 juta pada tahun 2014 menjadi 14,1 juta pada tahun 2035. Dengan angka tersebut, Indonesia menempati peringkat ke-5 di dunia untuk penyakit DM.

APAKAH SAYA BERISIKO MENDERITA DIABETES MELITUS?

Faktor risiko terjadinya DM adalah indeks massa tubuh (IMT) ≥ 23 kg/m2, aktivitas fisik yang kurang, keturunan DM dalam keluarga, perempuan yang memiliki riwayat melahirkan bayi dengan berat badan lahir > 4 kg atau riwayat diabetes melitus gestasional, hipertensi (≥ 140/90 mmHg atau sedang mendapat terapi untuk hipertensi), HDL < 35 mg/dl dan atau trigliserida > 250 mg/dl, wanita dengan sindrom polikistik ovarium, riwayat prediabetes, perubahan warna gelap pada lipatan tubuh (akantosis nigrikans), serta riwayat penyakit kardiovaskular.

APA TANDA DAN GEJALA DIABETES MELITUS?

Berbagai keluhan dapat ditemukan pada penyandang DM. Kecurigaan adanya DM perlu dipikirkan apabila terdapat keluhan klasik DM seperti sering buang air kecil, sering merasa haus, sering merasa lapar, dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya. Keluhan lain yang dapat muncul meliputi lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur, disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus vulva pada wanita.

APA TANDA DAN GEJALA DIABETES MELITUS?

Berbagai keluhan dapat ditemukan pada penyandang DM. Kecurigaan adanya DM perlu dipikirkan apabila terdapat keluhan klasik DM seperti sering buang air kecil, sering merasa haus, sering merasa lapar, dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya. Keluhan lain yang dapat muncul meliputi lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur, disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus vulva pada wanita.

SIAPA SAJA YANG BERPERAN?

DeFronzo pada tahun 2009 menyampaikan, bahwa terdapat 8 organ yang berperan dalam perjalanan penyakit DM tipe 2 yang kemudian disebut dengan ominous octet. Ominous octet yang dimaksud adalah sel beta pankreas, liver, otot, sel lemak, usus, sel alpha pankreas, ginjal, dan otak.

APA KRITERIA DIAGNOSIS DIABETES MELITUS?

Diagnosis DM ditegakkan jika memenuhi salah satu kriteria berikut :

  1. Pemeriksaan glukosa plasma puasa ≥ 126 mg/dl. Puasa adalah kondisi tidak ada asupan kalori minimal 8 jam.
  2. Pemeriksaan glukosa plasma ≥ 200 mg/dl 2 jam setelah Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) dengan beban glukosa 75 gram.
  3. Pemeriksaan glukosa plasma sewaktu ≥ 200 mg/dl dengan keluhan klasik.
  4. Pemeriksaan HbA1c ≥ 6,5% dengan menggunakan metode yang terstandarisasi oleh National Glycohaemoglobin Standarization Program (NGSP).

Hasil pemeriksaan yang tidak memenuhi kriteria normal atau kriteria DM digolongkan ke dalam kelompok prediabetes yang meliputi :

  • Glukosa Darah Puasa Terganggu (GDPT) : Hasil pemeriksaan glukosa plasma puasa antara 100-125 mg/dl dan pemeriksaan TTGO glukosa plasma 2 jam < 140 mg/dl.
  • Toleransi Glukosa Terganggu (TGT) : Hasil pemeriksaan glukosa plasma 2 jam setelah TTGO antara 140-199 mg/dl dan glukosa plasma puasa < 100 mg/dl.

Diagnosis prediabetes dapat juga ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan HbA1c yang menunjukkan angka 5,7-6,4%.

BAGAIMANA CARA MENGATASI DIABETES MELITUS?

Terdapat 4 pilar utama dalam penatalaksanaan DM. Pilar tersebut meliputi pengetahuan mengenai penyakit DM secara menyeluruh oleh penyandangnya, terapi nutrisi medis, latihan jasmani, serta terapi farmakologis (oral maupun suntik). Tujuan dari penatalaksanaan DM adalah untuk memperbaiki kualitas hidup, mengurangi risiko komplikasi, serta menurunkan angka kematian akibat DM. Hal ini disebabkan karena komplikasi penyakit DM yang berpengaruh terhadap kesehatan jantung, pembuluh darah, otak, mata, ginjal, serta saraf. Dan, perlu diingat pula bahwa DM merupakan penyakit menahun yang akan disandang seumur hidup. Penyakit DM pun sangat berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia dan berdampak pada peningkatan biaya kesehatan yang cukup besar.

APA PERAN LATIHAN JASMANI PADA DIABETES MELITUS?

Latihan jasmani dianjurkan dilakukan secara teratur sebanyak 3-5 kali/minggu selama sekitar 30-45 menit, dengan total 150 menit/minggu. Jeda antar latihan tidak lebih dari 2 hari berturut-turut. Dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan glukosa darah sebelum latihan jasmani. Apabila kadar glukosa darah < 100 mg/dl dianjurkan mengonsumsi karbohidrat terlebih dahulu, sedangkan bila > 250 mg/dl dianjurkan untuk menunda latihan jasmani. Selain menjaga kebugaran, latihan jasmani juga dapat menurunkan berat badan dan memperbaiki sensitivitas insulin, sehingga memperbaiki kendali glukosa darah. Latihan jasmani dianjurkan bersifat aerobik intensitas sedang (50-70% denyut jantung maksimal) seperti jalan cepat, bersepeda santai, jogging, dan berenang. Denyut jantung maksimal dihitung dengan cara mengurangi angka 220 dengan usia. Pada penderita DM tanpa kontraindikasi, dianjurkan juga melakukan resistance training 2-3 kali/minggu sesuai dengan petunjuk dokter. Latihan jasmani sebaiknya disesuaikan dengan umur dan status kesegaran jasmani.

Sumber :

1. Soelistijo SA, Novida H, Rudijanto A, Soewondo P, Suastika K, Manaf A, et al. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia. Jakarta: PB Perkeni; 2015.
2. Suyono S. Buku ajar ilmu penyakit dalam. 6th ed. Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Simadibrata M, Setiyohadi B, Syam AF, editors. Jakarta: Interna Publishing; 2014. p 1873-9.
3. Kharroubi AT, Darwish HM. Diabetes mellitus. World Journal of Diabetes. 2015; 6(6): 850-67.

No Comments

Leave a Reply

× HOW CAN I HELP YOU?